5 Dampak Negatif Kebiasaan Berhutang

               foto: satuw.com

5 Dampak Negatif Kebiasaan Berhutang

Berhutang memang merupakan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Ada dampak positifnya, tapi banyak dampak negatifnya terutama untuk kemajuan hidup. Saya sendiri tidak suka berhutang dan melarang keluarga untuk berhutang walaupun saya pernah berutang uang dengan nominal kecil pada orang lain. Kini tidak pernah lagi. Berhutang yang dimaksud yaitu meminjam uang, barang, dan jasa yang nanti dikembalikan sebagai imbalan (lunas).

1. Kecanduan
Kebiasaan berhutang ini kadang tidak disadari dan menjadi tradisi. Berhutang tidak mengenal kelas ekonomi, entah kelas bawah, menengah dan atas. Orang kaya juga ada yang banyak hutangnya, demikian juga orang miskin. Orang miskin juga ada yang tidak punya utang. Orang kaya juga ada yang tidak punya utang. Bahayanya jika telah kecanduan berhutang, maka kita akan meremehkan soal utang piutang. Walaupun punya uang banyak tetap berhutang karena sudah jadi kenikmatan tersendiri. Tak heran bila orang berhutang mayoritas bukan soal punya uang banyak atau tidak punya uang, tapi karena nikmat dan nikmat. Entah nanti dilunasi atau tidak. Sehingga banyak persoalan konflik timbul akibat utang piutang.

2. Lemah
Orang yang terbiasa berhutang adalah orang yang lemah. Kalau berhutang karena darurat tidak punya apa-apa tidak masalah, masih dimaklumi. Tapi ini sudah menjadi kebiasaan dan tradisi yang tidak masuk akal. Kita selalu ingin bergantung pada orang lain, menyusahkan orang lain dan merugikan orang lain karena berhutang. Ini gambaran bahwa kita lemah, tidak mandiri, tidak senang melihat orang lain maju. Bayangkan saja kita berhutang barang pada pedagang kecil sehingga dia bangkrut. Usaha kecil masyarakat sering kali tidak kuat dan berkembang maju karena terlalu banyak yang berhutang. Menurut saya hutang itu penyakit masyarakat yang perlu dibasmi agar maju.

3. Sengsara
Orang yang punya banyak hutang akan sengsara karena dikejar-kejar. Berhutang di dunia, tapi di akhirat saat telah mati juga masih dituntut. Siang malam tidur tidak nyenyak, makan tidak enak karena biasa ditagih hutangnya. Lebih enak tidak berhutang. Orang yang hobi berhutang jiwa dan raganya sengsara, dijauhi orang, dihukum oleh orang lain. Bahkan sering berakhir dipenjara dan pembunuhan.

4. Tidak Bebas
Orang yang berhutang tidak akan bebas dari hukum dunia dan akhirat. Kalau pun setelah berhutang jutaan, lalu lari bersembunyi karena tidak mau bayar, tidak masalah sebab masih ada cengkaraman hukum akhirat yaitu pengadilan Tuhan. Kalau tidak mau bayar hutang di dunia biasanya lolos atau berakhir di penjara. Jadi, berhenti untuk remehkan utang sekecil apapun itu. Hutang tetap hutang yang harus dibayar dilunasi.

5. Miskin
Orang yang selalu berhutang adalah yang memiliki kualitas kepribadian yang minus/rendah (miskin). Semakin seseorang berkualitas tinggi, dia tidak ingin bergantung pada orang lain soal keuangan, barang dalam bentuk utang piutang. Cash is king, Bon is bom. Miskin berarti minus kualitas secara pikiran sadar ,dan jiwa. Orang kaya yang suka berhutang juga bisa dikategorikan miskin. Miskin itu soal kualitas kepribadian yang rendah bukan tentang kuantitas (jumlah) harta benda dan uang. Kalau kita punya banyak utang, bisa jadi rumah dan harta kita disita oleh penagih hutang dan kadang dipenjara. Bahkan nyawa bisa jadi tebusan hutang.

Author/Editor: Adiansyah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Uang Mengejar Kita

Tips Agar Charger Hp Awet